TULANG BAWANG BARAT – 22 Oktober Mendatang Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tulangbawang Barat (Tubaba) Lampung, akan memperingati Hari Santri Nasional (HSN) serta Pelantikan Kelompok Kerja Majelis Ta’lim Al Firdaus.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Bagian (Kabag) Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Nurkholis Majid kepada media ruwajurai.com melalui pesan WhatsApp pada hari Rabu (8/10/2025). Adapun kegiatan tersebut dipusatkan di Tiyuh (Desa) Makarti, Kecamatan Tumijajar, Kabupaten Tubaba. Dengan tema “Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia”.
Lebih lanjut, dikatakan Nurkholis bahwasanya Hari Santri Nasional adalah momentum bersejarah untuk mengenang kontribusi besar para santri dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan bangsa. “Namun, peringatan ini bukan hanya milik satu golongan atau organisasi keagamaan tertentu,” tegasnya.
Oleh karena itu, sinergisitas tanpa mengedepankan ego organisasi keagamaan sangat penting untuk memastikan esensi dan tujuan Hari Santri benar-benar tercapai. Berikut adalah alasannya:
1. Mengembalikan Esensi Hari Santri sebagai Simbol Nasional
Hari Santri lahir dari semangat resolusi jihad yang digagas oleh para ulama—bukan hanya milik satu kelompok. Ini adalah hari nasional, bukan milik organisasi tertentu seperti NU, Muhammadiyah, Persis, atau lainnya. Sinergi antar lembaga keagamaan akan memperkuat kesan bahwa hari ini adalah milik bersama umat dan bangsa Indonesia.
2. Menghindari Polarisasi Umat
Ketika organisasi keagamaan mengedepankan ego masing-masing, acara Hari Santri bisa berubah menjadi ajang unjuk kekuatan atau eksklusivitas. Ini berpotensi menimbulkan perpecahan dan polarisasi di antara umat Islam sendiri. Dengan bersinergi, Hari Santri justru menjadi ruang persatuan yang inklusif dan harmonis.
3. Memperkuat Peran Santri di Era Modern
Santri hari ini bukan hanya mereka yang tinggal di pesantren, tapi juga mereka yang membawa nilai-nilai keislaman ke berbagai lini kehidupan: pendidikan, politik, ekonomi, teknologi, dan budaya. Kolaborasi antar organisasi keagamaan dapat memperluas dampak Hari Santri dalam menyoroti peran santri dalam membangun bangsa di era digital dan globalisasi.
4. Memberi Teladan kepada Generasi Muda
Keteladanan adalah kunci dakwah. Jika para tokoh dan organisasi keagamaan bisa bersatu dan saling menghormati dalam merayakan Hari Santri, maka itu menjadi pelajaran nyata bagi generasi muda: bahwa perbedaan organisasi bukan halangan untuk bersatu demi kepentingan umat dan bangsa.
5. Efisiensi dan Efektivitas Program
Dengan sinergitas, program-program Hari Santri bisa dilakukan lebih terkoordinasi, hemat sumber daya, dan menjangkau lebih banyak masyarakat. Tidak perlu ada tumpang tindih kegiatan atau pemborosan anggaran jika semua pihak saling mendukung dan berkolaborasi.
Dirinya berharap, “mudah-mudahan dengan memperingati Hari Santri Nasional para santri dapat berperan aktif dalam menjaga persatuan dan keutuhan bangsa, melestarikan nilai-nilai agama dan kebangsaan, serta beradaptasi dengan perkembangan zaman melalui ilmu pengetahuan dan teknologi untuk membangun Indonesia yang lebih baik. Serta Santri diharapkan menjadi agen perubahan, pelopor perdamaian, dan pilar moral yang kokoh bagi masyarakat,” tutupnya. (Aldo).












